Seperti yang kita tau, Guru adalah pekerjaan yang paling dibutuhkan di dunia ini...
Kalau nggak ada guru, manusia pasti bodoh, karena nggak ada sosok pengajar yang menambah ilmu & wawasan...
Guru juga biasa disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa...
Dan mengingat begitu pentingnya peranan guru untuk kemajuan suatu negara, apakah kualitas guru-guru di Indonesia sudah memadai...?
Coba kita cari tau lewat 12 perbedaan dari sistem pendidikan Indonesia & Finlandia berikut:
- Finlandia : Anak-anak baru bersekolah setelah mereka berusia 7 tahun.
Indonesia : Ada playgroup, TK A, TK B, bahkan sebelum umur 3 tahun pun sudah ada yang "menyekolahkan" anaknya, meskipun memang cuma satu jam dengan tujuan anaknya bersosialisasi.
Masalahnya lagi, untuk masuk SD pun sekarang anak-anak DIHARUSKAN sudah bisa membaca. Ada tes masuknya. Jadi yang stres bukan cuma anaknya. Orang tuanya lebih lagi.
- Finlandia : Sebelum mencapai usia remaja, anak-anak ini jarang sekali diminta mengerjakan pekerjaan rumah DAN tidak pernah disuruh mengikuti ujian.
Indonesia : TK pun sekarang sudah punya pekerjaan rumah, meskipun cuma sekedar menebalkan garis dan menulis angka.
- Finlandia : Hanya ada satu tes yang wajib diikuti oleh pelajar, dan saat itu mereka berusia 16 tahun.
Indonesia : like I mentioned before, masuk SD pun ada tesnya. Terutama SD favorit.
- Finlandia : Sekolah tidak membedakan anak yang pintar dan kurang pintar. Seluruhnya ditempatkan di dalam ruang kelas yang sama.
Indonesia : Ada beberapa sekolah yang memberlakukan pembagian kelas berdasarkan tingkat intelegensia anak. Contoh: peringkat 1-10 masuk ke kelas A, 11-20 kelas B, dst.
- Finlandia : Kesenjangan antara murid terpintar dan murid paling tidak pintar di Finlandia adalah yang terkecil di dunia. Artinya, murid paling tidak pintar pun masih terhitung pintar.
Indonesia : Kesenjangan begitu terlihat, banyak siswa pintar, yang kurang pun banyak.
- Finlandia : Setiap guru hanya menghabiskan waktu 4 jam sehari di kelas dan punya waktu 2 jam per minggu yang didedikasikan untuk "professional development".
Indonesia : Para guru di Indonesia yang bisa mengajar mulai jam 7 pagi sampai jam 3 sore non stop. Imagine how tired they are.
- Finlandia : Jumlah guru yang dimiliki oleh Finlandia sama dengan jumlah guru di New York, namun jumlah murid yang ditangani jauh lebih sedikit.
Indonesia : Jumlah guru dibandingkan murid sangat jauh, dalam 1 kelas biasa terdapat 35 murid, dan 1 guru.
- Finlandia : Seluruh sistem pendidikan didanai oleh negara. Gratis total.
Indonesia : Meskipun sudah ada beberapa wilayah yang menetapkan pendidikan gratis, masih banyak pungutan-pungutan yang harus dibayar siswa kepada sekolah, seperti uang Lab computer, Lab bahasa, dll.
- Finlandia : Seluruh guru harus memiliki gelar Master/S2 yang didanai seluruhnya oleh pemerintah.
Indonesia : Guru harus mencari biaya untuk melanjutkan pendidikan sendiri, tak ada bantuan pemerintah kepada semua guru.
- Finlandia : Kurikulum nasional hanya berlaku umum. Setiap guru (sepertinya) diberikan kebebasan mengembangkan metode pengajarannya.
Indonesia : Guru WAJIB mengikuti kurikulum dari pemerintah yang HAMPIR setiap 5 tahun berubah-ubah.
- Finlandia : Yang menjadi guru hanyalah yang merupakan 10 lulusan teratas di universitas.
Indonesia : Para lulusan terbaik berprofesi sebagai apa ya? Dokter, pengacara, direktur, investasi dan saham, pegawai Pajak?
- Finlandia : Status guru di masyarakat setara dengan status pengacara dan dokter. Katanya, kalau masuk ruang kelas di Finlandia, terus murid-muridnya ditanya, "Siapa yang bercita-cita jadi guru?" Seperempat nya akan mengangkat tangan.
Indonesia : Status guru (apalagi non-PNS) masih sering diremehkan, & dianggap pekerjaan yang kurang mencukupi kebutuhan hidup.
Yeah, the education system in Indonesia is far away from good and to copy Finland...? That won't work. Indonesia must find out which system is appropriate for the people like China and Japan does with their education system.
Yup,, that's absolutely right...
Indonesia must find it's own system to educate the students. But, we can start from the basic, right ?
Tighten the test to be a teacher, so only the best can be teacher. And manify teacher's fee, so a lot of smart people interested to become a teacher.
Satu lagi, kalau ada hasil ulangan muridnya yang jelek, yang disuruh remedial bukan muridnya, melainkan gurunya. Karena gurunya dinilai nggak bisa mengajar muridnya dengan baik.
Kapan ya guru-guru Indonesia bisa semaju & begitu dihargai seperti di Finlandia...???
Ingat-ingat kembali, kalau nggak ada guru, nggak akan ada orang-orang cerdas & pintar seperti sekarang. Buat para murid, jangan pernah lupakan jasa guru-guru kalian yang begitu sabar dalam membimbing dan mengajar. Buat para guru, jangan pernah patah semangat & putus asa dalam mengajar, dan membimbing para generasi penerus bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar