Minggu, 30 November 2014

Kenyataanya Banyak Mahasiswa yang "Minta Gampar"


Kamu ingin dapat beasiswa S2 ke LN nanti...? Pastikan IP di atas 3 dan TOEFL di atas 500!
Merasa tidak pinter...? BELAJAR!

Empat atau lima tahun lagi kamu bisa sekolah S2 di luar negeri dengan beasiswa. Itu kalau kamu tidak cuma twitter-an saja sampai lulus nanti.

Kamu tidak akan bisa S2 di luar negeri karena akan ditolak profesor kalau nulis email formal saja tidak bisa. Alay itu tidak keren, tidak usah bangga!

Tidak usah tanya tips cara menghubungi professor di luar negeri kalau kirim email ke dosen sendiri saja kamu belum bisa. Hey, ganti dulu akun niennna_si_catique@gmail.com itu!

Tidak usah ikut meledek teman, kamu aja tidak tahu kapan harus pakai tanda tanya, tanda seru, tanda titik, spasi, huruf besar, huruf kecil di email kok!

Mana bisa diterima di perusahaan multinasional biarpun IP tinggi kalau nulis email saja lupa salam pembuka dan penutup.

Sok mengkritik kebijakan UN segala, dari cara menulis email saja kelihatannya kamu tidak lulus Bahasa Indonesia kok. Tidak usah gaya!

Bayangkan kalau kamu harus nulis email ke pimpinan sebuah perusahaan besar. Apa gaya bahasa email kamu yang sekarang itu sudah sesuai? Jangan-jangan bosnya tertawa!

Apapun bidang ilmu kamu, akhirnya kamu akan berhubungan dengan MANUSIA yang beda umur dan latar belakangnya. Belajar komunikasi yang baik. Jangan bangga jadi alay!

Bangga bisa software dan gunakan alat-alat canggih? Suatu saat kamu harus yakinkan MANUSIA akan skill itu. Belajar komunikasi dengan bahasa manusia biasa!

Kamu orang teknik dan hanya peduli skill teknis? Kamu salah besar! Nanti kamu akan jual skill itu pada MANUSIA, bukan pada mesin!

Kamu kira orang teknik hanya ngobrol sama mesin dan alat? Kamu harus yakinkan pengambil kebijakan suatu saat nanti dan mereka itu manusia. Belajar ngomong sama manusia!

Malas basa-basi sama orang yang tidak dikenal? 6 tahun lagi kamu diutus kantor untuk presentasi sama klien yang tidak kamu kenal. Belajar!

Malas belajar bikin presentasi? 5 tahun lagi bos kamu datang dengan segepok bahan, ‘saya tunggu file presentasinya besok!

Kamu orang sosial dan malas belajar hal-hal kecil di komputer? 5 tahun lagi bos kamu datang ‘cara membesarkan huruf di ms. word dengan shortcut gimana ya?’ Mau nyengir?

Mahasiswa senior, jangan bangga bisa membully mahasiswa baru, 7 tahun lagi kamu diinterview sama dia saat pindah kerja ke perusahaan yang lebih bagus.

Mahasiswa senior, keren rasanya ditakuti mahasiswa baru? JANGAN! Urusan kalian nanti bersaing sama orang-orang ASEAN dan Dunia. Bisa bikin mereka takut tidak?

Bangga bisa demo untuk mengundurkan jadwal ujian karena kamu tidak siap? Kamu itu mahasiswa negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, masa' urusannya cetek-cetek gitu sih?!

Tidak usah lah sok hebat demo nyuruh @jokowi_do2 berani sama Amerika kalau kamu diskusi sama mahasiswa Singapura aja tergagap-gagap.

Tidak perlu lah teriak-teriak “jangan tergantung pada barat” kalau kamu belum bisa tidur kalau tidak ada BB deket bantal.

Tentara kita tidak takut sama tentara Malaysia kalau kamu bisa kalahkan mahasiswa Malaysia debat ilmiah dalam forum di Amerika!

Tidak perlu beretorika menentang korupsi kalau kamu masih nitip absen sama temen saat demo antikorupsi!

Boleh kampanye “jangan tergantung pada barat” tapi jangan kampanye di Twitter, Facebook, BBM, Path dan Email, Memangnya itu bikinan Madiun?

Kalau file laporan praktikum masih ngopi dari kakak kelas dan hanya ganti tanggal, tidak usah teriak anti korupsi ya Boss!

Minder karena merasa dari kampung, tidak kaya, tidak gaul? 5 tahun lagi kamu bisa S2 di negara maju karena IP, TOEFL dan kemampuan kepemimpinan. Bukan karena kaya dan gaul!

Pejabat kadang bikin kebijakan tanpa riset serius. Sama kayak mahasiswa yang bikin tugas dalam semalam hanya modal Wikipedia

DPR kadang studi banding untuk jalan2 doang. Sama kayak mahasiswa yang kunjungan ke industri lalu nyontek laporan sama temannya

Pejabat kadang menggelapkan uang rakyat. Sama kayak mahasiswa yang lihat bahan di internet lalu dikopi di papernya tanpa menyebutkan sumbernya.

Alah, pakai mengkritik kebijakan pemerintah segala, bikin paper aja ngopi file dari senior dan ubah judul, pendahuluan sama font-nya

Gimana mau membela kedaulatan bangsa kalau waktu menerima kunjungan mahasiswa asing aja kamu tidak bisa ngomong saat diskusi. Mau pakai bambu runcing?

Kalau kamu berteriak “jangan mau ditindas oleh asing”, coba buktikan. Ikuti forum ASEAN atau Dunia dan buktikan di situ kamu bisa bersuara dan didengar!

NB. Kata-kata saya di atas memang SADIS. Maafkan jika ada yang tersinggung. FYI, saya juga banyak kesalahan saat menjadi mahasiswa. Pesan ini sebuah refleksi, sebagian dari pengalaman nyata dan berharap teman - teman mahasiswa tidak mengulangi kesalahan yang sama. Matur nuwun


Tidak ada komentar:

Posting Komentar